
Agus Sastriono, SPd, MM, Alumnus Unesa yang Kini Jadi Petinggi Bank Jatim
Dari Bangku IKIP Surabaya ke Kursi Vice President
Tekad kuat ditunjang kepercayaan diri sukses mengantarkan karier cemerlang di dunia perbankan hingga menjadi Vice President Hubungan Kelembagaan di Bank kebanggaan masyarakat Jawa Timur yaitu BANK JATIM. Dialah Agus Sastriono, alumni Program Studi S-1 Akuntansi, Jurusan Pendidikan Dunia Usaha (PDU), Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, IKIP Surabaya (kini, Unesa). Perjalanan kariernya membuktikan bahwa mimpi besar bisa diraih asal kerja keras, percaya diri, dan disertai doa.
SAS, demikian sapaan akrabnya, tak pernah menyangka akan berkarier di dunia perbankan. Dulu, sewaktu masuk ke IKIP Surabaya tahun 1992, ia bercita cita sederhana saja, yaitu lulus cepat dan bisa mengamalkan ilmunya sebagai guru PNS di sebuah desa, di sekitar Jawa Timur. Ia memang sangat berkeinginan menjadi guru karena terinspirasi ayahnya, yang juga seorang pendidik.
Tapi, hidup ternyata tak bisa menolak kehendak Tuhan. Setelah lulus IKIP Negeri Surabaya tahun 1995, keinginan SAS menjadi guru PNS kandas. Ia harus menerima kenyataan gagal lolos, padahal kala itu, ia punya ekspektasi tinggi bisa diterima mengingat selama kuliah SAS termasuk mahasiswa berprestasi sebagai penerima beasiswa Peningkatan Potensi Akademik (PPA) dari dirjend Dikti Jakarta dan wisudawan terbaik.
“Kegagalan itu, di satu sisi sempat membuat saya sedikit down, tapi di sisi lain juga menjadi hikmah bagi saya agar tidak menyombongkan diri dengan prestasi yang dimiliki,” ucap SAS mengenang kala itu.
Setelah tidak diterima sebagai PNS, SAS mengubah arah, meski naluri pendidiknya tetap membuncah. Bungsu dari 6 bersaudara itu mulai melirik dunia perbankan. Apalagi, ia juga termotivasi oleh kakak-kakaknya yang semuanya berkarier di bidang perbankan. “Saya mencoba melamar di beberapa perusahaan perbankan,” imbuhnya.
Sejatinya, ia sempat diterima di beberapa perusahaan bank. Tapi, karena beberapa pertimbangan (waktu itu) seperti posisi yang ditawarkan kurang sesuai dengan passion yang dimiliki, atau penempatan di luar Surabaya membuat SAS “terpaksa” melepas kesempatan, Sampai akhirnya, diterima di Bank Jatim dan merasa cocok dengan posisi dan lingkungan yang sangat mendukung untuk tumbuh dan berkembang.
“Dunia perbankan bagi saya adalah dunia yang baru, tentu banyak tantangan yang dihadapi. Tapi, di balik tantangan itulah yang justru memotivasi saya. Sebagai pembuktian diri bahwa lulusan IKIP Surabaya juga bisa berkarier secara profesional di luar jalur sebagai pendidik (guru),” ungkapnya.
Setelah dua tahun menjalani karier di bank milik pemerintah provinsi Jawa Timur itu, SAS mendapatkan kesempatan mengupgrade diri dengan mengikuti Program Pendidikan untuk jalur leadership (pimpinan) yaitu SDP (Staf Development Program), MDP (Management Development Program) dan EDP (Executif Development Program) dengan berbagai prestasi yang berhasil diraih, di antaranya menjadi Peserta Terbaik baik tingkat SDP, MDP, dan EDP.
Setelah lulus program pendidikan SDP, EDP, dan MDP, SAS mendapatkan tantangan untuk berpetualang ke berbagai daerah sebagai Kepala Cabang (Kacab). Mulai dari Bondowoso, Sumenep, Pulau Bawean, Trenggalek, Mojokerto, Banyuwangi hingga Jakarta. Setelah dari Jakarta, saat ini, ia diberikan amanah kembali ke Surabaya (kantor pusat) dan mendapatkan jabatan sebagai Vice President Hubungan Kelembagaan Bank Jatim.
Meskipun background keilmuan SAS adalah Pendidikan akuntansi, tapi ia juga jago dalam public speaking. Caranya dalam berkomunikasi dinilai cocok dengan posisinya saat ini yakni sebagai Vice President Hubungan Kelembagaan. Ia mengakui bahwa mungkin kemampuan komunikasinya itu tumbuh dari berbagai pengalaman ketika kuliah di IKIP Surabaya seperti microteaching dan PPL.
“Ilmu itu sungguh sangat bermanfaat. Waktu awal di Bank Jatim sebagai staf, setiap ada sosialiasi, saya selalu diminta pimpinan untuk mewakili karena katanya gaya komunikasi saya enak. Cara mengedukasi orang itu saya dapatkan selama di IKIP Surabaya. Dan, ini yang membuat saya bangga sebagai lulusan IKIP Surabaya,” tambahnya.
SAS membuktikan bahwa lulusan IKIP Surabaya, yang dulu (mungkin) dianggap sebelah mata, ternyata bisa berkarier tidak hanya sebagai guru, tapi juga di perusahaan perbankan. Karena itu, ia pun mendorong kepada para mahasiswa lulusan IKIP /Unesa agar tidak minder dan merasa menjadi kelas kedua.
“Jangan merasa minder, apalagi saat ini Unesa sudah sudah bertransformasi dan berkembang pesat menjadi salah satu Perguruan Tinggi Negeri terpandang di Indonesai plus dengan slogan yang luar biasa yaituUnesa Satu Langkah di Depan. Menurut saya, ini adalah slogan sangat bagus untuk membangun mental yang sejajar dengan kampus-kampus besar lainnya,” tukasnya.
Belikan Cincin Ibu dari Beasiswa
Selama kuliah di IKIP Surabaya, SAS yang hobi menyanyi ini, mengaku memiliki banyak momen indah dan penuh kesan. Dan, salah satunya adalah saat terpilih sebagai mahasiswa perain beasiswa dari dirjend dikti Jakarta dengan nama beasiswa PPA (Peningkatan Prestasi Akademik)
“Waktu itu, saya bimbang antara beasiswa TID atau PPA, namun karena beasiswa TID itu ikatan dinas sehingga saya lebih memilih beasiswa PPA,” ujarnya.
Ada cerita yang sangat berkesan dan cukup emosional bagi SAS tatkala menerima uang beasisswa PPA. Uang beasiswa yang diterima saat itu dia belikan sebuah cincin untuk ibunda tercintanya, kenang SAS sambil tersenyum..
“Seingat saya uang beasiswa saya 600 ribu, dan waktu itu gede sekali nominal segitu. Untuk mendapatkan beasiswa itu juga tidak mudah. Saya harus terus mempertahankan IPK agar tidak turun dan harus lulus tepat waktu. Alhamdulillah, saya bisa lulus sebelum 4 tahun, karena sejak semester 3 saya sudah bisa ambil 24 SKS,” kenang bapak satu anak itu.
Selain menerima beasiswa, SAS juga ditunjuk sebagai perwakilan wisudawan yang menyampaikan pidato saat wisuda kelulusannya. Saat itu, ia menyampaikan pidato tentang optimisme menjadi lulusan IKIP dengan dua peluang karier yakni di dunia pengajar dan profesional. Selain itu, ia juga berkesempatan mengikuti Parade Senja Istana Negara pada Desember 1994 dan Agustus 1995 bertepatan perayaan HUT ke-50 RI.
Selama berkuliah, SAS juga aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan dan kegiatan mahasiswa. Di organisasi mahasiswa, ia aktif di Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan Senat Mahasiswa FPIPS. Ia juga mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) seperti Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI), komunitas band, dan olahraga bulu tangkis dan sepak bola. Bahkan, grup bandnya pernah meraih Juara 1 Lomba Folk Song IKIP Surabaya. @azhar
Bagikan artikel ini