UKM Shorinji Kempo Unesa

Menempa Jati Diri, Mewujudkan Prestasi

Di tengah hiruk pikuk perkuliahan dan dinamika kehidupan kampus, hadir sebuah unit kegiatan mahasiswa yang tidak hanya menawarkan kebugaran fisik, tetapi juga penguatan karakter dan pengembangan jiwa kepemimpinan. Dialah UKM Shorinji Kempo Universitas Negeri Surabaya (Unesa). UKM ini menjadi rumah bagi para mahasiswa yang ingin mendalami seni bela diri yang menitikberatkan pada pengendalian diri, perlindungan, dan pembentukan jati diri.

Shorinji Kempo bukan sekadar olahraga atau teknik pertahanan diri. Seni bela diri dari Jepang ini pun merangkul nilai-nilai spiritual, moral, dan kebangsaan. UKM Shorinji Kempo Unesa lahir dengan semangat tidak hanya membantu mahasiswa melindungi diri secara fisik, tetapi juga menemukan dan membentuk jati diri mereka.  

Ketua UKM Shorinji Kempo, Esa Jati Wicaksono mengatakan bahwa visi UKM ini adalah menjadikan Shorinji Kempo sebagai wadah pengembangan diri baik mental, fisik, dan pola pikir organisasi. Sementara misinya adalah memberikan pelatihan terstruktur yang mencakup fisik, mental, dan organisasi, mencetak kenshi (praktisi Kempo) yang kompeten baik dalam latihan maupun pengelolaan organisasi, dan menanamkan jiwa kepemimpinan yang bisa diaplikasikan baik di dojo maupun dalam kehidupan bermasyarakat.

Mahasiswa Prodi S1 Hukum itu mengakui, perjalanan UKM ini tidak selalu mulus. Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah rendahnya jumlah anggota aktif, terutama karena sebagian anggota UKM adalah mahasiswa semester lanjut yang disibukkan dengan tugas akhir dan aktivitas akademik lainnya. Meski begitu, semangat mereka tak pernah surut. Para senpai atau senior tetap aktif dan siap melatih para kenshi muda dengan dedikasi tinggi untuk memastikan tradisi dan kualitas pelatihan terus terjaga.  

Latihan rutin, kata Esa, menjadi denyut nadi utama dari UKM ini. Kegiatan latihan berlangsung setiap Rabu dan Minggu di UKM Center, Kampus Ketintang. Melalui latihan itulah, para kenshi ditempa untuk giat melatih teknik, disiplin, dan semangat juang. Selain latihan, UKM ini juga aktif menyelenggarakan kejuaraan antarmahasiswa, ujian kenaikan tingkat, dan latihan bersama yang mempererat solidaritas antaranggota.

Esa menjelaskan, hal menarik dari UKM Shorinji Kempo adalah ia bukanlah seni bela diri biasa. Shorinji Kempo dikenal sebagai salah satu seni bela diri tertua di dunia. Jurus-jurusnya pun bukan dirancang untuk melukai, melainkan untuk melindungi diri dan orang lain. Filosofi inilah, terang Esa, yang menjadi daya tarik bagi mahasiswa yang ingin belajar bela diri tanpa kehilangan sisi kemanusiaan.  

Untuk bergabung menjadi anggota UKM, terang Esa, caranya cukup mudah. Mahasiswa hanya perlu memiliki minat dan komitmen. Proses pendaftarannya pun mudah. Cukup menghubungi admin melalui Instagram di akun @kempounesa, calon anggota akan diarahkan untuk bergabung ke grup WhatsApp. “UKM ini terbuka bagi seluruh mahasiswa Unesa yang ingin berkembang secara fisik dan mental,” terangnya.

Target Tingkatkan Prestasi Regional dan Nasional

Ke depan, UKM dengan pembina Andri Suyoko, SPd, MKes bertekad terus meningkatkan prestasi di tingkat regional dan nasional, menambah jumlah anggota aktif, dan mengembangkan program latihan serta berbagai kegiatan. Mereka juga berambisi menjadi UKM yang berperan aktif dalam berbagai kegiatan kampus dan menebarkan semangat bela diri yang positif di lingkungan akademik.  

Salah satu anggota aktif UKM Prayogie Al Dino, mengaku senang bisa bergabung dengan UKM ini. Mahasiswa S1 Ilmu Keolahragaan FIKK Unesa itu sudah bergabung sejak awal masuk kuliah, persisnya pada 2019. Menurutnya, perkembangan UKM ini sangat terasa pasca pandemi COVID-19. Hal itu bisa dilihat dengan semakin banyaknya atlet muda yang bermunculan. Prayogie sendiri telah mengharumkan nama UKM dan kampus Unesa dengan meraih Juara 1 Randori kelas 55 kg di ajang POMNAS di Kalimantan Selatan dan Juara 1 Randori di Invitasi Cabang Olahraga di Jakarta.

Prestasi yang berhasil diraih itu, kata Prayogie, didapatkan dengan penuh perjuangan. Menurut dia, tantangan terbesarnya adalah dapat bersaing dengan universitas-universitas lain yang juga memiliki atlet kuat. Meski begitu, ia menyampaikan kesan yang sangat positif terhadap UKM ini.  Ia sangat senang dan berterima kasih kepada pengurus UKM Shorinji Kempo yang telah memberikan tempaan terbaik. “Tetap semangat dan terus berprestasi untuk semua atlet UKM Shorinji Kempo,” ujar Prayogie memberi pesan.

Untuk diketahui, Shorinji Kempo merupakan seni bela diri asal Jepang. Bela diri ini diciptakan oleh Doshin So pada tahun 1947 di Jepang. Setelah Perang Dunia II, Doshin So mendirikan seni bela diri ini sebagai alat untuk membangun kekuatan fisik, mental, dan moral. Nama “Shorinji” berasal dari Shaolin Temple (Kuil Shaolin) di Cina, tempat Doshin So mempelajari dasar-dasar teknik bela diri tradisional Tiongkok.  

Shorinji Kempo tidak hanya berfokus pada teknik pertarungan, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai persaudaraan dan pengendalian diri, menjadikannya unik dibandingkan seni bela diri lainnya. Shorinji Kempo masuk ke Indonesia pada tahun 1966 melalui peran penting Utin Syahraz, Indra Kartasasmita, dan Ginanjar Kartasasmita. Ketiganya mempelajari seni bela diri ini di Jepang saat menjalani pendidikan, kemudian membawa pulang ilmu tersebut ke Tanah Air.  

Setelah kepulangan mereka, Shorinji Kempo mulai diperkenalkan di lingkungan akademik, khususnya di beberapa kampus besar. Pada 2 Februari 1966, Persaudaraan Beladiri Kempo Indonesia (Perkemi) resmi didirikan untuk menaungi perkembangan Shorinji Kempo di Indonesia. Kemudian pada tahun 2014 berubah menjadi Persaudaraan Shorinji Kempo Indonesia, hingga saat ini. @TimMajalahUnesa

Bagikan artikel ini

en_USEN