Lebih Dekat dengan Aris Yuliantono, Alumni yang Jadi Sekjen KONI Bojonegoro

Masuk Unesa Jalur Undangan Berkat Prestasi Bola Voli

Prestasi di bidang bola voli mengantarkan Aris Yulianto masuk di Universitas Negeri Surabaya jalur undangan PMDK. Alumni S-1 Prodi Pendidikan dan Kepelatihan, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK), kini Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) itu memulai perjuangan dari guru honorer hingga menjadi PNS dan menjabat Sekjen KONI Bojonegoro.

Aris, demikian panggilan akrabnya, kuliah di Unesa tahun 1991. Ia diterima di kampus berjargon Rumah Para Juara itu melalui jalur undangan Penelusuran Minat dan Keterampilan (PMDK) berkat prestasi sebagai juara 2 kejuaraan junior bola voli Jawa Timur. Kala itu, Aris menjadi kapten tim. “Meskipun Bojonegoro baru kali pertama ikut kejuaraan, tapi berhasil mendapatkan juara 2,” ungkapnya senang.

Setelah diterima di FPOK, seharusnya, Aris mengikuti Penataran P4 (OSPEK) selama dua minggu. Namun, ia hanya mengikuti dua hari karena sudah diminta bergabung di Tim Bola Voli IKIP Surabaya mewakili Pertandingan antarPerguruan Tingggi Negeri dan Swasta di Jakarta pada 1991.

Sejak itu, ia pun berturut-turut bertanding di berbagai kompetisi bersama Tim Bola Voli IKIP Surabaya. Tahun 1995, ia mendapatkan tugas sebagai kapten tim dalam kejuaraan antar IKIP se-Indonesia di Ujung Pandang, Makassar. “Alhamdulillah, berhasil membawa tim meraih juara 1,” ujarnya.

Ia mengatakan, mengikuti berbagai pertandingan bersama Tim Bola Voli IKIP Surabaya menjadi pengalaman tak terlupakan selama berkuliah. Selain menyumbangkan prestasi, ia bisa keliling Indonesia dari Jakarta sampai Makassar. “Alhamdulillah, saya juga menerima beasiswa Supersemar sampai lulus kuliah di IKIP Surabaya (Kini, Unesa),” terang pria kelahiran 1 Juli 1972 ini.  

Merantau dari Bojonegoro ke Surabaya, membuat Aris mendapat banyak pengalaman. Salah satunya, ia kerap menjadi atlet yang disewa untuk ikut memperkuat klub-klub voli di beberapa daerah di Jawa Timur. “Saya sering main di Madura. Pagi bermain di Pamekasan, sorenya bermain di Bangkalan. Juga, sering dibon klub di daerah,” tambahnya.

Aris mengakui, menjadi atlet sembari berkuliah tentu tidak mudah. Ia harus bisa menerapkan manajemen waktu yang baik. Yang pasti, ia selalu menomorsatukan urusan perkuliahan dengan berlatih pada sore hari setelah selesai kuliah di pagi atau siang hari. Manajemen waktu itu berbuah manis. Selain berprestasi di bidang olahraga bola voli, Aris juga berprestasi di bidang akademik.

“Saya mulai skripsi tahun 1995. Waktu itu, ada dua pilihan yakni menuntaskan skripsi dulu atau ikut perlombaan turnamen voli di Ujung Pandang, Makassar. Saya pilih ikut turnamen dan alhamdulillah mendapat juara 1,” tandasnya.

Rintis Karier dari Nol

Setelah lulus kuliah, Aris tidak serta merta langsung mendapatkan kesuksesan. Ia mulai berjuang merintis karier dari nol. Aris memulai dengan mendirikan usaha jual beli mobil. Ia membuka showroom pada1996 sembari menjadi guru honorer di beberapa sekolah seperti SMPN 5 Bojonegoro, SMAN 4 Bojonegoro, SMA Harapan Bojonegoro. “Dulu, masih jarang guru olahraga,” ungkapnya.

Setelah lama berkiprah sebagai guru honorer, ia kemudian diangkat menjadi guru bantu pada 1998. Lima tahun kemudian, tepatnya 2003, ia diangkat menjadi PNS di SMAN 4 Bojonegoro. Setelah itu, pada 2007, ia dipindah ke SMAN 1 Bojonegoro sampai sekarang.

Aris yang kini mengemban amanah sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 1 Bojonegoro itu sudah bergabung menjadi anggota KONI sejak menjadi guru bantu hingga sekarang. Setidaknya, ia sudah mengabdi di KONI Bojonegoro selama 20 tahun, mulai dari anggota, Binres, Wakil Ketua 3 dan mendapatkan amanah sebagai Sekjen sampai sekarang.  

Selama menjabat Sekjen, Aris mengakui banyak tantangan. Sebab, ia harus selalu memonitoring sampai ke bawah, tanya atlet, evaluasi terus setiap kegiatan. Apalagi, saat mendekati Puslatkab atau Porprov. Tahun 2025 ini, kata Aris, Porprov akan dimulai pada 28 Juni di Malang Raya. “Sekarang, kami sudah mulai mencari penginapan dan lain-lain. Target di Porprov bisa masuk 10 besar. Tentu, berbagai usaha telah dilakukan seperti pembinaan, pelatihan, juga kita fasilitasi memanggil pelatih dari luar,” jelasnya.

Sebagai atlet bola voli yang sekarang mengabdi di KONI Bojonegoro, Aris memiliki visi besar untuk terus menyaring SDM-SDM bermutu. Bahkan, ia kerap mendatangkan profesional dari Yogyakarta untuk sertifikasi kepada para pelatih yang menangani atlet. Bagi Aris, pelatih tidak bisa hanya berdasarkan pengalaman saja, apalagi sekarang olahraga itu harus terukur.

“Contoh kecil untuk atlet angkat beban, kita harus cari postur tubuh pendek bukan yang tinggi karena kalau pendek tangannya juga pendek sehingga angkatnya lebih ringan. Itu contoh kecilnya, mereka harus paham cara seleksi atlet dan pembinaannya,” terangnya.

Pada akhirnya, tidak hanya kecintaan pada dunia olahraga yang membuat Aris kini berkiorah sebagai Sekjen KONI Bojonegoro, tetapi lebih dari itu, sebuah keinginan untuk terus bermanfaat dan mengabdi melalui organisasi. Selain aktif di KONI Bojonegoro, Aris juga aktif menjadi Sekretaris AMPI Bojonegoro, Ketua Cabor Esports, Ketua Harian Cabor Pickleball, dan Ketua MGMP SMA Bojonegoro.

Sebagai alumni, Aris berpesan kepada rekan-rekan agar tidak pelit berbagi ilmu. “Ilmu jangan dibuat sendiri harus disedekahkan kepada masyarakat, saling berbagi, kalau bisa saling mendukung, kita punya ilmu jangan pelit, harus iklas berbagi, karena kalau tidak berbagi maka buat apa? Kita harus meninggalkan yang baik bukan yang buruk,” tandasnya memberi pesan. @azhar

Bagikan artikel ini

en_USEN