MOBILITAS INTERNASIONAL UNESA

Tunjang Pemeringkatan Kampus di Level Dunia

Universitas Negeri Surabaya (Unesa) terus berkomitmen menciptakan generasi unggul berwawasan internasional melalui berbagai program mobilitas internasional. Kegiatan mobilitas internasional menjadi salah satu penunjang pemeringkatan kampus di level dunia. Di luar dari skema yang ditawarkan pemerintah, kampus berjargon Satu Langkah di Depan itu memiliki sembilan program yang pembiayaannya berasal dari kampus maupun dari mitra dan mandiri.

Direktur Urusan Internasional Unesa, Asrori, SS, MPd mengatakan, sembilan program itu meliput, pertama program Unesa Global Student Scholarship atau UGSS. Program ini adalah program beasiswa Unesa yang diperuntukan bagi mahasiswa dari luar negeri yang ingin kuliah di Unesa baik untuk jenjang sarjana, magister, dan doktor.

“Terkait program ini, ada tiga macam skema beasiswa yang diterima. Di antaranya skema A (bebas UKT, bebas asrama, dan program BIPA 1 tahun), skema B (bebas UKT, bebas asrama, program BIPA 1 tahun, uang bulanan), dan skema C (bebas UKT, bebas asrama, program BIPA 1 tahun, uang bulanan, tiket pesawat PP, visa dan kitas, serta asuransi,” terang Asrori.

Kedua, program Unesa Global Mobility Awards atau UGMA. Program ini menaungi magang, PLP, KKN ke luar negeri. Pada 2024 ini, sudah pernah diikuti 50 lebih mahasiswa. Adapun negara yang menjadi tujuan program bergengsi di Unesa ini adalah Australia, Jerman, Tiongkok, Thailand, Korea dan Malaysia.

Ketiga, program KKN Kemanusiaan yang diinisiasi Unesa sebagai anggota Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI). Program ini, terang Asrori, bekerja sama dengan INTI University Malaysia. “Program ini dilaksanakan pertama kali pada tahun 2023 dengan mengirimkan enam mahasiswa untuk mengajar di Community Learning Center (CLC) atau sanggar Indonesia yang ada di daerah terpencil Malaysia,” ujar Asrori.

Program selanjutnya, yang keempat, adalah program magang industri dengan Universiti Sains Malaysia (USM). Pada program ini mahasiswa Unesa akan merasakan pengalaman belajar di dunia industri yang ada di universitas terbaik kedua di Negeri Jiran itu.

“Kebanyakan kerja sama Unesa dengan universitas di luar negeri itu terkait pertukaran mahasiswa sekitar dua hingga tiga bulan atau satu semester, bergantung pada kesepakatan yang dibuat dengan masing-masing prodi,” jelas dosen Prodi Bahasa Inggris itu.

Program internasional kelima adalah Western Australia East Java University Consortium atau WAEJUC. Program ini dibuat atas kerja sama pemerintah Jawa Timur dan Western Australia pada tahun 2017. Program yang berlangsung selama dua minggu itu, Unesa menjadi salah satu kampus tujuan untuk belajar budaya Jawa Timur.

“Program ini yang semakin hari semakin banyak peminatnya, karena di sini (WAEJUC) mereka mempelajari interaksi antarbudaya, perspektif global, dan rasa saling menghargai dalam perbedaan. Program ini juga bisa menambah kredit semester sebesar 25 SKS,” jelas Asrori lagi.

Program keenam adalah adjunct professor dari luar negeri. Dalam program ini, Unesa sudah memiliki delapan adjunct professor yang berasal dari Jerman, Inggris, Australia, Malaysia dan Jepang. Mereka tersebar di berbagai fakultas di Unesa. Ada yang di FEB, FV, FT, FBS, FIP, FIKK, Fisipol dan FMIPA.

“Peran mereka, mendongkrak mutu jurnal, jumlah, dan kualitas penelitian, serta mendorong penguatan kerja sama luar negeri, mempercepat inovasi, dan memberikan kuliah bersama dosen di Unesa,” lanjut Asrori,  

Program berikutnya, yang ketujuh, adalah summer course yang setiap dilaksanakan di setiap fakultas. Program, kedelapan adalah ICF atau International Cultural Festival yang diikuti orang asing. Lembaga yang mengurus adalah mereka yang sedang berada di beberapa daerah di Indonesia.

“Dan yang terakhir, program kesembilan adalah Unifur atau Unesa’s International Forum of University Rectors. Program ini adalah program yang dibuat Unesa sebagai media bertemunya para pimpinan lembaga dari seluruh dunia untuk saling bertukar pikiran dan informasi terkait apa yang sudah dilakukan, termasuk inovasi di kampus atau negara masing-masing. Program ini dilaksanakan satu kali setiap tahunnya,” tambah Asrori.

Selain kesembilan program itu, Asrori mengatakan, ada satu lagi yaitu program Sea Teacher. Program PLP Internasional ini diinisiasi SEAMEO Secretariat Bangkok. Pada 2024, Unesa telah mengirim dan menerima mahasiswa dari tiga kampus yang ada di Filipina. “Untuk Sea Teacher dan KKN Kemanusiaan, dikelola Direktorat TPTP bersama Direktorat Urusan Internasional,” terangnya.

 Terkait penyelenggaraan mobilitas internasional, Asrori menuturkan, belum semua prodi gencar melakukan. Untuk itu, ia dan tim kerja sama internasional akan menggalakkan sosialisasi mobilitas internasional ke seluruh fakultas.

“Promosi Unesa ke luar negeri sudah kami lakukan sejak 2024 lewat pameran pendidikan internasional, sudah ke Malaysia, Thailand, Afrika, Timur Leste, Filipina. Selanjutnya, sesuai arahan pimpinan, kami akan mencoba ke Yunani, Italia, dan Rusia,” terangnya.

Asrori menegaskan, prodi dalam promosi internasional memegang peran sangat besar. Sebab, ketika orang asing ingin mengetahui Unesa, yang dituju adalah website prodi untuk mengetahui lebih dalam tentang prodi yang mereka minati.

“Prodi itu pintu pertama. Kami ingin semua website prodi bukan hanya pajangan, tetapi benar-benar menjadi sumber informasi yang lengkap dan terupdate untuk konsumsi internasional, termasuk dengan desain programnya,” tukas dosen kelahiran Lamongan itu. @shofi

Bagikan artikel ini

en_USEN