Kisah Mahasiswi MBKM UNESA

Wujudkan Mimpi Magang Sekaligus Umrah di Tanah Suci

Program magang yang merupakan bagian dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) telah memberikan berkah tersendiri bagi Muhammad Badar Haula Abdi.  Mahasiswa D4 Manajemen Informatika, Fakultas Vokasi itu, tidak hanya berhasil mengikuti program magang luar negeri di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Riyadh, Arab Saudi, tapi juga sekaligus bisa umrah di tanah suci Mekkah yang telah lama menjadi impiannya.

Mahasiswa kelahiran Jombanya yang akrab disapa Haula itu mengaku ketertarikannya pada program magang internasional dimulai dari mimpinya untuk bisa belajar di luar negeri. Ia ingin mendapatkan pengalaman kerja dalam lingkup global.

“Salah satu impian terbesar saya adalah belajar di luar negeri. Ketika ada kesempatan magang di Arab Saudi, saya langsung tertarik karena ini peluang besar untuk menambah wawasa, relasi, dan pengalaman kerja,” ujar Haula.

Kesempatan emas bagi Haula itu datang melalui program magang luar negeri yang ditawarkan oleh Koordinator Prodinya. Ketika mendengar ada tawaran magang di KBRI Riyadh, Arab Saudi, tanpa pikir panjang Haula langsung menerika dan berupaya sekuat tenaga agar bisa lolos seleksi.

Mahasiswa angkatan 2022 ini memilih Riyadh sebagai tempat menimba ilmu karena kota ini merupakan ibu kota Arab Saudi, yang menjadi pusat pemerintahan dan diplomasi. Ia mendapat penempatan di KBRI Riyadh pada fungsi penerangan dan sosial budaya. Ia bertanggung jawab untuk mengelola media sosial dan membuat setup recording podcast menggunakan software OBS. “Saya belajar banyak hal, mulai dari keterampilan teknis seperti set up podcast hingga editing konten,” terangnya.

Haula mengaku sangat senang dengan lingkungan kerja di KBRI Riyadh. Di sana, dikelilingi oleh orang-orang yang sangat profesional dalam menjalankan pekerjaan. Tak pelak, ia pun mendapatkan banyak inspirasi yang membuat Haula tidak saja semakin bertambah wawasan, tapi juga skillnya semakin meningkat.

Salah satu momen paling berkesan bagi Haula ketika ia diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan para diplomat Indonesia yang bekerja di Arab Saudi. Pengalaman itu memberinya gambaran nyata tentang pentingnya diplomasi dan hubungan antarnegara. Selain itu, ia juga merasa sangat bersyukur karena dapat menjalankan ibadah umrah sebanyak dua kali selama program magang berlangsung.

“Umrah pertama kali diajak sama guru-guru di sekolah Riyadh, yang bekerja sama dengan KBRI Riyadh. Itu pengalaman yang luar biasa karena saya bisa merasakan ibadah umrah bersama komunitas Indonesia di Arab Saudi, apalagi ini adalah pengalaman pertama saya mengunjungi Tanah Suci,” cerita anak pertama dari 3 bersaudara tersebut senang.

Kesempatan kedua untuk umrah datang beberapa minggu kemudian. Kali ini, ia bersama teman-teman magang lainnya melakukan perjalanan kembali ke Makkah. Haula mengungkapkan, kedua pengalaman tersebut memberinya momen refleksi diri yang mendalam.

Tidak Mudah, Banyak Tantangan

Perjalanan Haula tentu diraih dengan tidak mudah. Haula mengakui banyak tantangan yang dihadapi. Ia msempat mengalami kesulitan beradaptasi dengan lingkungan kerja baru karena keterbatasan dalam berbahasa Arab dan suhu ekstrem di Riyadh.

“Ketika pertama kali mendarat, saya kaget dengan suhu panas meskipun malam hari. Selain itu, di Riyadh hari libur adalah Jum’at dan Sabtu, jadi saya harus menyesuaikan diri bekerja pada hari minggu,” kenangnya.

Pengalaman magang itu telah memberikan banyak pelajaran berharga bagi Haula. Ia belajar untuk lebih menghargai waktu, bersikap profesional, dan senantiasa bekerja secara totalitas dalam setiap tugas yang diberikan.

“Saya menjadi lebih bertanggung jawab dan mampu bekerja sama dalam tim maupun individu. Hal ini akan sangat berguna bagi masa depan saya,” katanya.

Ke depan, Haula memiliki mimpi besar untuk melanjutkan studi S2 di King Fahd University of Petroleum and Minerals. Ia juga bercita-cita kembali ke Riyadh sebagai bagian dari staf Kedutaan Besar Republik Indonesia.

“Saya ingin berkontribusi lebih bagi Indonesia, terutama dalam diplomasi dan hubungan internasional. Pengalaman magang ini menjadi langkah awal saya untuk mewujudkan mimpi tersebut,” ujar Haula penuh semangat.

Sebagai mahasiswa yang telah menjalani program magang internasional, Haula telah memiliki banyak pengalaman yang tentu akan berguna bagi teman-teman dan adik-adik tingkatnya. Karena itu, secara khusus, ia berpesan kepada teman-teman dan adik tingkatnya di Unesa agar tidak ragu dalam mengambil peluang yang ada, terutama kesempatan untuk belajar dan bekerja di luar negeri.

Bagi Haula, magang di luar negeri adalah peluang besar untuk belajar, tidak hanya tentang bidang yang saat ini ditekuni tetapi juga tentang kehidupan, budaya, dan cara berpikir yang berbeda. “Jangan takut menghadapi hal baru, karena setiap langkah kecil yang kita ambil hari ini adalah pijakan untuk masa depan yang besar,” pesannya.

Dengan semangat dan tekad yang kuat, Muhammad Badar Haula Abdi telah membuktikan bahwa mimpi besar bukanlah sesuatu yang mustahil bisa diwujudkan. Kisah dan perjuangannya yang luar bisa, menjadi inspirasi bagi mahasiswa Unesa untuk terus berani bermimpi, mengambil peluang, dan melangkah lebih jauh demi masa depan yang gemilang. @TimMajalahUnesa

KISAH AKBAR NUGROHO KULIAH DI UNIVERSITY OF SZEGED, HUNGARY MELALUI PROGRAM IISMA

Wujudkan Mimpi dengan Tekad Kuat dan Kerja Keras

Bagi sebagian besar orang, menempuh pendidikan di luar negeri melalui beasiswa seringkali dianggap sebagai sesuatu yang sulit dicapai. Namun, tidak bagi Akbar Nugroho (Akbar). Mahasiswa S-1 Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) membuktikan bahwa mimpi besar tersebut bisa terwujud jika dilakukan dengan tekad kuat dan kerja keras. Ia berhasil lolos program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) di Universitas of Szeged, Hungaria.

Mahasiswa kelahiran Surabaya, 2 November 2001 itu memiliki latar belakang akademik yang bagus. Ia menempuh pendidikan sekola dasar di SDN Gayungan 2 Surabaya. Lalu, melanjutkan pendidikan menengah pertama dan atas di SMPN 22 Surabaya dan SMAN 18 Surabaya. Kemudian, ia melanjutkan studi lanjut ke Universitas Negeri Surabaya.

Di kampus rumah para juara itu, Akbar terbilang aktif dan berprestasi. Berbagai prestasi berhasil didapatkan, di antaranya Juara 1 Lomba Drama Encompass di Universitas Brawijaya dua tahun berturut-turut, yakni pada 2023 dan 2024. Ia juga terpilih sebagai Putra Fakultas Bahasa dan Seni Unesa 2022. Selain berprestasi di bidang akademik, Akbar juga juga aktif dalam kegiatan seni dan olahraga.

Hobinya di bidang musik dan basket membentuk karakter Akbar menjadi pribadi yang aktif dan bersemangat dalam mengejar mimpi. Dengan prestasi tersebut, tak heran jika ia berani melangkah lebih jauh untuk mendapatkan pengalaman baru melalui program IISMA. Salah satu motivasi terbesar Akbar untuk mengikuti program IISMA adalah keinginannya untuk meningkatkan pengetahuan serta memperluas wawasan global.

Akbar mengaku pertama kali mengetahui program IISMA melalui website resmi Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang kini berganti menjadi Kementrian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Selain itu, ia juga mendalami informasi dari Kantor Urusan Internasional (KUI) Unesa. “Setelah mendengar mengenai manfaat dan peluang IISMA, saya langsung tertarik dan memutuskan untuk mencobanya,” ujar Akbar.

Namun, perjalanan Akbar untuk lolos IISMA tidak mudah. Salah satu tantangan yang menurutnya paling sulit adalah saat melengkapi dokumen, seperti transkip nilai, surat rekomendasi, dan proposal studi. Ia juga harus mengikuti English Proficiency Test sebagai salah satu syarat utama dalam proses seleksi. Ia harus memastikan semua dokumen administratif lengkap dan sesuai persyaratan. “Selain itu, saya juga harus mempersiapkan diri untuk wawancara,” ungkapnya. 

Akbar mengakui, University of Szeged, Hungary menjadi pilihannya karena memiliki reputasi yang baik dalam bidang akademik dan riset. Di Universitas of Szeged ini memiliki courses yang sesuai dengan minat Akbar. Selain itu, di universitas ini juga menawarkan kesempatan riset yang sangat luas.

Keberhasilan Akbar mengikuti program IISMA tidak terlepas dari dukungan penuh keluarganya. Ayahnya, Gatot Subiyanto, seorang anggota TNI AL dan ibunya, Mistin Irianti, seorang ibu rumah tangga selalu memberikan bimbingan dan semangat dalam setiap proses yang dijalani. “Ayah saya bahkan membantu mempersiapkan dokumen dan administrasi,” ujarnya.

Anak keempat dari tiga bersaudara itu juga mendapat dukungan moral dari dua kakaknya. Selain itu, ia juga mendapatkan dukungan dari fakultas dan universitas yang memainkan peran besar dalam kesuksesannya mengikuti program IISMA. Unesa secara aktif memberikan bimbingan dan motivasi selama proses seleksi serta memberikan bantuan administratif yang diperlukan.

Bagi Akbar, IISMA adalah kesempatan emas dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, meningkatkan kemampuan bahasa inggris, dan membangun jaringan internasional. Ia percaya bahwa pengalaman ini akan membuka peluang karier global setelah menyelesaikan studi nanti.

Takjub Arsitekstur Kampus

Ketika pertama kali menginjakkan kaki di University of Szeged, Akbar mengaku takjub dengan arsitekstur kampus. Selain arsiteksturnya yang memukau, Akbar juga terkesan dengan keramahan para dosen dan mahasiswa lokal. Keramahan dan kesabaran para dosen serta mahasiswa lokal dalam membantu Akbar beradaptasi, membuat ia merasa seperti berada di rumah sendiri. “Pengalaman itu paling membekas di hati saya,” beber Akbar, yang juga terkesan dengan kualitas fasilitas dan perpustakaan kampus. 

Beradaptasi di lingkungan baru, tentu bukan hal yang mudah. Akbar menyadari bahwa untuk bisa menyatu dengan lingkungan kampus baru, ia harus berusaha keras. Salah satunya dengan mempelajari bahasa Hungaria dasar dan aktif mengikuti program orientasi mahasiswa internasional serta bergabung dengan komunitas mahasiswa Indonesia. Selain itu, juga mencari informasi tentang kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan diri. “Kegiatan itu membantu saya lebih mengenal lingkungan sekitar dan mempelajari budaya local,” tukasnya.

Akbar juga menyadari adanya perbedaan signifikan dalam sistem pendidikan di University of Szeged dibandingkan dengan di Unesa. Di Universitas Szeged, perkuliahan lebih terstruktur dan berfokus pada riset dan analisis sehingga interaksi dengan dosen juga lebih intensif. Selain itu, ia juga harus benar-benar disiplin dalam mengatur waktu karena jadwal yang ketat. “Saya lebih memprioritaskan tugas-tugas akademik dan mengatur waktu untuk kegiatan ekstrakurikulernya,” ungkapnya.                     

Setelah beberapa bulan menempuh pendidikan di luar negeri, Akbar merasa dirinya memiliki pandangan yang lebih luas tentang kebudayaan global, sistem pendidikan internasional, dan memahami potensi karier global. Setelah program ini berakhir, ia berharap dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan berkontribusi dalam bidang yang sesuai dengan minat dan bakatnya.

Akbar juga memiliki tekad untuk berbagi pengalaman dan pengetahuannya kepada mahasiswa lain dalam komunitas akademik. “Saya ingin menjadi wakil Indonesia di kancah internasional,” ujar Akbar seraya berharap bisa menjadi akademisi yang mampu menginspirasi generasi muda Indonesia untuk mengejar impian global. 

Akbar memberikan empat saran kepada mahasiswa yang ingin mengikuti program IISMA. Pertama, melakukan persiapan sejak awal. Kedua, memastikan semua dokumen yang dibutuhkan lengkap dan sesuai. Ketiga, meningkatkan kemampuan bahasa Inggris karena itu merupakan kunci utama mengikuti program ini (IISMA). Dan, keempat, mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang kampus tujuan dan program studinya.

Seorang Akbar Nugroho membuktikan bahwa mimpi besar bukanlah sesuatu yang sulit digapai jika mau berusaha dan bekerja keras, ada dukungan dari orang terdekat, dan  senantiasa bersemangat untuk terus maju. @TimMajalahUnesa

Bagikan artikel ini

en_USEN