
Wakil Rektor Bidang Hukum, Ketatalaksanaan, Keuangan, Sumber Daya
Laboratorium Kewirausahaan Penghasil Cuan
Universitas Negeri Surabaya (Unesa) terus berupaya menciptakan lingkungan kampus yang lebih produktif dan bernafaskan kewirausahaan. Salah satu yang telah dilakukan adalah pengembangan Laboratorium Kewirausahaan atau Unesa Central Edupreneur and Business District (Unesa CEBD), sebuah konsep yang tidak hanya berfungsi sebagai fasilitas komersial, tetapi juga sebagai sarana pembelajaran kewirausahaan bagi mahasiswa.
Wakil Rektor Bidang Hukum, Ketatalaksanaan, Keuangan, Sumber Daya, dan Usaha, Prof Dr Bachtiar Syaiful Bachri, MPd mengatakan bahwa Lab Kewirausahaan dirancang untuk beberapa tujuan. Di antaranya, memperdekat mahasiswa dengan dunia kerja, mempertajam kemampuan berelasi, meningkatkan pendapatan kampus, dan mengurangi kriminalitas di lingkungan kampus.
Lab Kewirausahaan di Unesa, terang Bachtiar, hadir sebagai laboratorium praktik bagi mahasiswa dalam memahami dan menerapkan konsep kewirausahaan. Menurut Guru Besar Pengembangan Kurikulum Unesa itu, mahasiswa dari berbagai jurusan dapat berpartisipasi dalam aktivitas bisnis yang sesuai dengan bidang mereka.
“Mahasiswa teknik bisa berwirausaha di tenant yang berkaitan dengan teknik, misalnya industri kecil seperti pabrik genteng atau pengusaha atap aluminium, sedangkan mahasiswa boga bisa berkecimpung dalam industri kuliner seperti bakery, makanan umum, hingga cafe,” terangnya.
Selain itu, Lab Kewirausahaan juga membuka peluang bagi mahasiswa untuk belajar dari para praktisi industri yang menyewa stand di kampus. Dengan adanya perjanjian kontrak antara Unesa dan penyewa, mahasiswa memiliki kesempatan untuk mengamati dan bahkan terlibat langsung dalam operasional usaha tersebut.
“Mereka tidak hanya makan di sana, tapi juga bisa belajar bagaimana bisnis makanan dikelola, bagaimana bahan tertentu mempengaruhi kualitas produk, serta bagaimana pemasaran diterapkan,” tambahnya.
Lebih dari sekadar tempat berjualan, Lab Kewirausahaan juga dirancamg menjadi ruang interaksi sosial bagi mahasiswa. Menurut Bachtiar, kehidupan kampus tidak hanya tentang akademik, tetapi juga tentang bagaimana membangun relasi dan keterampilan komunikasi.
“Keberhasilan seseorang di dunia kerja tidak hanya ditentukan oleh kepintaran akademik, tetapi juga kemampuan berinteraksi sosial. Sebagian besar ditentukan oleh bagaimana seseorang membangun relasi, mempertajam komunikasi, dan memperluas jaringan,” ungkap Bachtiar.
Di area Lab Kewirausahaan, jelas Bachtiar, mahasiswa memiliki kesempatan bertemu dengan rekan sejawat dari berbagai jurusan, berdiskusi mengenai berbagai hal, termasuk ide bisnis, peluang kerja, hingga tren industri.
“Dengan demikian, keberadaan Lab Kewirausahaan tidak hanya menambah fasilitas fisik, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi mahasiswa dalam mengasah keterampilan interpersonal yang esensial dalam dunia kerja,” paparnya.
Meningkatkan Pendapatan Kampus
Sebagai kampus yang sudah menyandang status Perguruan Tinggi Berbadan Hukum (PTN BH), Unesa memiliki fleksibilitas dalam mencari sumber pendapatan di luar biaya pendidikan. Nah, Lab Kewirausahaan menjadi salah satu cara bagi Unesa untuk meningkatkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). “Sebagai PTNBH, kita memang boleh melakukan usaha yang mendatangkan profit, dan ini salah satu caranya,” kata Bachtiar.
Pendapatan dari penyewaan tenan dan pajak dari transaksi yang terjadi di dalam Lab Kewirausahaan, kata Bachtiar, turut memberikan kontribusi terhadap keuangan universitas. Dengan adanya perputaran ekonomi di dalam kampus, tidak hanya mahasiswa yang diuntungkan, tetapi juga institusi secara keseluruhan.
“Pembelian kue, minuman, dan makanan lainnya menghasilkan pajak yang kita bayarkan kepada pemerintah. Ini menciptakan arus keuangan yang sehat di lingkungan kampus,” imbuhnya.
Selain manfaat ekonomi dan akademik, kehadiran Lab Kewirausahaan juga memberikan dampak positif terhadap keamanan kampus. Sebelum adanya Lab Kewirausahaan, beberapa area di kampus Unesa cenderung sepi dan rawan tindakan kriminal. Bahkan, beberapa tahun lalu, banyak mahasiswa yang menjadi korban kejahatan di sekitar kampus, terutama di area yang minim aktivitas.
“Dulu, ketika jalanan sepi, mahasiswa sering menjadi korban kejahatan. Bahkan ada mahasiswa yang ditodong dengan kayu ketika melewati jalan yang dipenuhi alang-alang. Sekarang dengan adanya Lab Kewirausahaan, kampus menjadi lebih hidup dan ramai, sehingga meminimalisir kemungkinan terjadinya tindak kriminal,” bebernya.
Lab Kewirausahaan yang sudah berjalan baik itu, Unesa tentu terus berencana mengembangkan menjadi semakin baik. Selain jumlah tenant, diversifikasi usaha juga semakin dikembangkan agar lebih bervariasi. Saat ini, sebagian besar tenant bergerak di bidang kuliner, ke depan, Unesa berharap bisa menghadirkan lebih banyak sektor usaha lainnya, termasuk industri perawatan mobil dan usaha berbasis teknologi.
“Kami juga ingin menjadikan Lab Kewirausahaan sebagai pusat kegiatan mahasiswa yang lebih luas, termasuk untuk acara komunitas dan kegiatan akademik yang dapat mendukung perkembangan mahasiswa di berbagai aspek. Kami ingin mahasiswa tidak hanya melihat ini sebagai tempat makan, tetapi juga sebagai ruang untuk berlatih dan mengembangkan diri, utamanya dalam bidang wirausaha,” pungkasnya. @putra
Bagikan artikel ini