
FBS Penyumbang Terbesar Kegiatan Mobilitas Internasional
Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) menjadi penyumbang terbesar kegiatan mobilitas internasional Unesa. Hal itu, salah satunya didorong keragaman budaya dan bahasa yang dimiliki fakultas yang berdiri sejak 1965 itu.
Hal itu disampaikan Dekan FBS, Syafi’ul Anam, PhD. Ia mengatakan, FBS memiliki beberapa program internasional yang selalu menjadi incaran mahasiswa dan dosen, baik di bidang pendidikan maupun nonkependidikan.
FBS, terang Dekan lulusan Australia itu, memiliki kelas rintisan internasional di semua program studi. Selain itu, program seperti visiting lecturer dan adjunct professor juga sering dilaksanakan. Ada yang dari Inggris dan Malaysia. Adapula pengajar native speaker di prodi S1 Sastra Inggris, S1 Pendidikan Bahasa Inggris, S1 Pendidikan Bahasa Mandarin dan S1 Pendidikan Bahasa Jepang.
“Pada 2024, total ada 108 mahasiswa yang melakukan mobilitas internasional dengan konversi 20 SKS. Terbaru, Februari kemarin, ada 35 mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni yang berangkat menjalani program magang internasional selama dua bulan di Thailand,” ujar dosen kelahiran Jombang 1978 itu.
Selain itu, FBS juga punya program pertukaran mahasiswa, PLP, magang, KKN Tematik, sea teacher dan summer course di Arab Saudi, Jepang, Filipina, Thailand, Vietnam, Malaysia, Spanyol, Hungaria, hingga Lithuania.
“Untuk program magang, prodi S1 bahasa Jepang menjadi yang paling banyak mengirimkan mahasiswa ke Negeri Sakura. Setiap tahun, hampir semua mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa Jepang semester 6 dan 7 berangkat magang baik di bidang transportasi, perhotelan maupun pariwisata,” terangnya.
Sementara untuk dosen, jelas Syafi’, terdapat kolaborasi penelitian, konferensi internasional, dan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Internasional. Tujuannya untuk mendorong joint research internasional dan akan diberikan pendanaan dari fakultas.
“Kami mendorong international mobility, terutama untuk mahasiswa dengan mencari skema yang biayanya terjangkau dan kami bisa membantu. Seperti magang di Thailand yang baru saja berangkat, mereka cuma membayar tiket PP Indonesia-Thailand. Asrama, makan, dan akomodasi lokal ditanggung pihak mitra,” terangnya.
“Lain lagi dengan mobilitas mahasiswa di Makkah, Jeddah, dan Filipina mereka dibiayai fakultas,” tambahnya.
Fakultas juga mendorong dosen untuk mengajar di luar negeri, bukan satu atau dua tatap muka tapi satu semester. Kegiatan ini didanai fakultas dan bersifat kompetitif. Dengan suntikan itu, Syafi’ berharap seluruh prodi punya inisiatif untuk melakukan mobilitas internasional.
“Karena tahun lalu, ada dosen prodi S1 Pendidikan Jepang yang mengajar di Nagoya University. Saya harap banyak yang mengikuti jejaknya, karena kami menyediakan fasilitas pendanaan,” tukasnya.
Selain itu, tambah Syafi’, saat ini ada dua prodi di FBS, yakni S1 Sastra Inggris dan S1 Pendidikan Bahasa Mandarin yang melakukan sinkronisasi kurikulum double degree dengan kampus luar negeri. “Targetnya bisa menerima mahasiswa baru angkatan 2025,” pungkasnya. @shofi
Bagikan artikel ini