Lebih Dekat dengan Prodi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Unesa

Miliki Keahlian Spesifik Bidang Olahraga dan Rekreasi

Unesa terus mengembangkan diri dengan pembukaan prodi-prodi baru. Salah satunya, prodi Fisioterapi yang berada dalam naungan Fakultas Kedokteran. Pendirian prodi tersebut, salah satunya didorong kebutuhan tenaga fisioterapis di Indonesia yang semakin meningkat, sementara jumlah fisioterapis masih jauh di bawah kebutuhan.

dr. Rizky Patria Nevangga, M.Or, Koordinator Program Studi Fisioterapi mengatakan, jumlah fisioterapis di Indonesia berada di angka 16.366 fisioterapis atau 0.59 per 10.000 penduduk. Jumlah itu kalah jauh jika dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Australia, yang memiliki rasio 16.03 per 10.000 penduduk.

“Menyikapi hal itu, program studi S1 Fisioterapi hadir sebagai solusi untuk menambah jumlah tenaga fisioterapi di Indonesia. Selain itu, tujuan kami tidak hanya untuk menambah jumlah fisioterapis, tetapi juga memastikan bahwa lulusan kami memiliki keahlian spesifik yang diperlukan di bidang olahraga dan rekreasi,” terangnya.

Program studi Fisioterapi di Unesa, terang dr Rizky, memiliki fokus yang berbeda dengan universitas lain yang lebih memusatkan perhatian pada fisioterapi neuromusculoskeletal, komunitas, dan bidang teknologi Kesehatan. Fisioterapi Unesa mengutamakan fisioterapi olahraga, baik dalam hal prestasi maupun rekreasi.

“Fokus itu bertujuan menjawab kebutuhan industri olahraga yang semakin berkembang di Indonesia. Kami berharap lulusan fisioterapi Unesa dapat mengisi peran sebagai sport physio yang siap bekerja di klub olahraga, tim nasional, hingga industri kesehatan masyarakat,” jelasnya.

Mahasiswa Prodi Fisioterapi Unesa, tambahnya, mempelajari berbagai mata kuliah meliputi pengembangan kepribadian nasional dan institusional seperti Bahasa Indonesia, English for Physiotherapist, Pendidikan Jasmani, dan Literasi Digital. Ada juga mata kuliah keilmuan dan keterampilan prodi yang mencakup Anatomi, Fisiologi, Kinesiologi, hingga Patologi Fungsional Fisioterapi.

“Mahasiswa juga akan mendalami ilmu komunikasi profesional, manajemen pelayanan, hingga proses fisioterapi yang diterapkan di berbagai kondisi pasien,” bebernya.

Selain itu, terdapat mata kuliah yang khusus difokuskan untuk bidang olahraga, seperti Sport Biomekanik, Fisioterapi Olahraga, dan Desain Latihan Penyandang Disabilitas. Mata kuliah ini dirancang melalui kolaborasi dengan stakeholders dari industri olahraga agar materi yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan lapangan.

Praktik kerja lapangan (PKL), jelas dr Rizky, menjadi salah satu aspek penting dalam kurikulum Prodi Fisioterapi. Sejak awal perkuliahan, mahasiswa sudah terlibat sebagai observer dalam penanganan pasien di laboratorium fisioterapi. “Kami sedang menginisiasi kerja sama dengan klub olahraga profesional maupun tim nasional, sehingga mahasiswa bisa langsung berkolaborasi dalam lingkungan nyata di dunia olahraga,” tambahnya.

Lulusan Prodi Fisioterapi Unesa memiliki prospek kerja yang luas. Mulai dari penyuluh layanan fisioterapi, promotor kesehatan, manajer fisioterapi, hingga peneliti klinis. Selain itu, prospek kerja mencakup banyak area, seperti sport physio di klub olahraga, layanan disabilitas, rumah sakit, dan klinik fisioterapi.

Saat ini, Prodi Fisioterapi Unesa memiliki tenaga pengajar yang sudah memenuhi kualifikasi administratif. Ke depan, akan ada penambahan dosen untuk mendukung pendirian program profesi Fisioterapi. “Proses pembelajaran dijalankan secara terstruktur dengan mengacu pada Rencana Pembelajaran Semester (RPS) yang disesuaikan dengan jadwal perkuliahan,” terangnya.

Fasilitas di Prodi Fisioterapi juga sudah memadai, terutama alat-alat praktik. Namun, ke depan akan terus dikembangkan, terutama laboratorium untuk mendukung proses belajar mengajar yang optimal. Selain itu, Prodi Fisioterapi Unesa juga sudah memiliki kerja sama dengan beberapa pihak eksternal, seperti RSUD BDH sebagai rumah sakit pendidikan utama.

“Selain itu, kami juga bekerja sama dengan KONI Jatim dan beberapa startup di bidang olahraga. Kerja sama ini penting untuk memberikan akses mahasiswa terhadap pembelajaran praktik langsung di lapangan,” urai dr Rizky.

Lulusan yang Siap Bersaing

Saat ini, Prodi Fisioterapi Unesa telah memiliki 38 mahasiswa aktif. Ke depan, prodi ini juga memiliki target-target penting, seperti penyelenggaraan seminar internasional, olimpiade mahasiswa fisioterapi tingkat nasional, dan “Physio Run” yang akan melibatkan mahasiswa dan masyarakat umum.

Dengan pendekatan yang menyeluruh dan spesifik dalam fisioterapi olahraga, Prodi Fisioterapi Unesa tidak hanya berusaha untuk memenuhi kebutuhan fisioterapis di Indonesia tetapi juga melahirkan lulusan yang siap bersaing dan berkontribusi di dunia olahraga dan kesehatan.

“Harapan kami adalah mencetak fisioterapis yang tidak hanya ahli secara klinis tetapi juga siap menjawab tantangan industri olahraga yang semakin berkembang di Indonesia,” tandas dr Rizky.

Salah satu mahasiswa Prodi S1 Fisoterapi, Rachba sangat optimis terhadap prospek karier di bidang Fisioterapi. Terlebih, Unesa sudah dikenal sebagai kampus para atlet, sehingga peluang kerja di bidang fisioterapi bisa beragam, mulai dari mendukung keolahragaan hingga terapi bagi kaum disabilitas dan lanjut usia.

“Fisioterapi tidak hanya bermanfaat di bidang olahraga, tetapi juga dalam perawatan jangka panjang bagi orang tua, remaja, dan individu yang memerlukan terapi untuk meningkatkan kualitas hidup mereka,” ungkap Rachba, yang juga anggota Relawan Palang Merah Indonesia Kota Medan itu.

Menurut Rachba, ada beberapa keterampilan penting yang harus dikuasai agar sukses di prodi Fisioterapi. Di antaranya, kemampuan berkomunikasi dan kemampuan memberikan terapi pasien untuk mengurangi rasa nyeri, serta latihan (exercise) agar pasien mendapatkan hasil optimal dari terapi yang dilakukan.

“Saya mempersiapkan diri secara mental, tanggung jawab, konsistensi, dan memahami etika. Selain itu, fisioterapi juga menuntut komitmen kuat terhadap kesehatan dan kesejahteraan pasien,” tandasnya.

Rachba juga mengakui kualitas fasilitas di prodi Fisioterapi Unesa yang sangat baik dan cukup lengkap, terutama laboratorium. Prodi Fisioterapi memiliki laboratorium untuk terapi latihan, terapi elektro, hidroterapi, anatomi, dan masih banyak lagi yang tidak hanya mendukung pembelajaran teoretis, tetapi juga pengalaman praktis bagi calon fisioterapis.

“Harapan saya, semakin banyak anak bangsa yang tertarik dengan prodi Fisioterapi,” tutur Rachba yang melihat fisioterapi menjadi bidang yang masih jarang diminati, padahal prospek pekerjaannya sangat baik. @prisma

Bagikan artikel ini

id_IDID