Direktur Unesa Science Center, Dr. Mochamad Purnomo, S.Pd., M.Kes

Olahraga Jalan Hidupnya, Sang Legenda Idolanya

Kecintaannya terhadap olahraga bukan sekadar soal kompetisi atau mengejar prestasi. Bagi Direktur Unesa Science Center, Dr. Mochamad Purnomo, S.Pd., M.Kes., olahraga bulu tangkis dan baseball atau bisbol adalah bagian dari perjalanan hidup yang membentuk karakter, ketahanan, dan mengukir hobinya menjadi irama kehidupan.

Kecintaan Purnomo terhadap olahraga bukanlah hal yang muncul tiba-tiba. Sejak kecil, orang tua mendorongnya untuk aktif bergerak karena ia dikenal sebagai anak yang mudah sakit. Demi kebugaran, ia sudah bergabung klub bulu tangkis di tempat tinggalnya sejak ia duduk di bangku kelas 1 SD.

Siapa sangka, aktivitas yang awalnya hanya untuk menjaga kesehatan itu justru menjadi jalan awal menuju dunia prestasi. “Awalnya, hanya untuk sehat, ternyata keterusan hingga jadi prestasi,” kenangnya sambil tersenyum.

Ia menceritakan, salah satu kejadian yang paling berkesan dalam hidupnya saat hendak mengikuti kejuaraan. Menjelang hari H lomba, ia masih menjalani latihan dengan semangat tinggi, bahkan hingga malam hari, tanpa mengenal lelah.

Namun, justru di pagi harinya, tubuhnya menunjukkan gejala tak biasa. Ia merasa demam dan lemas. Karena merasa ada yang tidak beres, ia memutuskan untuk memeriksakan diri ke rumah sakit.

“Saya terkena demam berdarah, Dokter melarang saya keluar dari ruang perawatan, padahal secara fisik saya merasa siap dan sangat antusias untuk bertanding. Namun, kondisi tubuh berkata lain,” ucapnya.

Momen itu menjadi pembelajaran penting baginya. Ia belajar semangat saja tidak cukup jika tidak diimbangi dengan kesadaran menjaga kesehatan. “Sejak itu, saya paham, tubuh punya alarmnya sendiri. Kita sendiri harus peka,” ujar Purnomo.

Di dunia bulu tangkis, ia mengidolakan Susi Susanti dan Rudy Hartono. Baginya, bukan hanya teknik bermain mereka yang luar biasa, tetapi juga semangat perjuangan dan mental juang yang tak mudah tumbang.

“Mereka memperlihatkan bahwa kemenangan bukan hanya soal fisik, tapi juga mental yang tangguh,” jelasnya.

Menggemari Baseball

Selain bulu tangkis, Purnomo juga menggemari baseball atau bisbol. Hobinya terhadap olahraga satu ini justru muncul ketika ia duduk di bangku kuliah, tepatnya pada semester enam. Saat itu, Jawa Timur tengah kekurangan atlet untuk cabang olahraga baseball dalam ajang kejuaraan provinsi.

Melihat peluang itu, ia yang aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Softball pun bergabung. Ketika seleksi nasional tiba, ia belum berkesempatan terpilih menjadi pemain utama. Namun, semangatnya tak pernah padam. Ia tetap bergabung dalam tim, kali ini berkontribusi sebagai tukang pijat bagi para atlet baseball, berbekal ilmu dari mata kuliah sport massage yang pernah ia pelajari semasa kuliah.

Dari balik peran yang tampak sederhana itu, Purnomo justru memperoleh pandangan yang luas tentang dunia baseball. Ia menyaksikan langsung bagaimana tekanan pertandingan di level tinggi, bagaimana strategi dirancang, dan bagaimana pentingnya kekompakan tim.

Tak hanya mengamati, ia juga terus melatih kemampuan teknisnya secara mandiri. Berbekal ilmu masase, ia banyak belajar dari sisi lapangan. Pendapatan pertamanya ia gunakan untuk membeli glove, dan itu masih ia simpan sampai sekarang sebagai bukti perjuangan.

Semangat belajar Purnomo membuahkan hasil. Setelah melalui berbagai tahapan, ia akhirnya dipercaya memperkuat tim Pekan Prakualifikasi PON (Pra-PON) Jawa Timur. Ia berhasil menyingkirkan atlet yang sudah lebih lama bergelut di cabang olahraga baseball.

“Berbekal teknik dasar dari bulu tangkis, saya hanya perlu mengubah pola gerak dan menyesuaikannya dengan kebutuhan dalam baseball sehingga saya lolos seleksi pada saat itu,” ujarnya.

Salah satu momen berkesan baginya adalah ketika mendapat pelatih baseball langsung dari pelatih Jepang dan Korea. Dari mereka, ia belajar tentang pentingnya etika dan budaya dalam olahraga.

“Dua pelatih luar negeri itu sangat menekankan etika, bukan hanya mainnya yang bagus, tapi bagaimana kita memahami etika bermain. Itu yang saya bawa sampai sekarang,” ujarnya.

Dari bulu tangkis dan baseball, Purnomo menemukan nilai-nilai penting dalam hidupnya, kerja sama tim, kebersamaan, dan saling menghargai peran masing-masing. “Di lapangan, tidak ada jabatan semua melebur jadi satu. Yang ada hanya semangat dan kerja sama,” ujarnya.

Mencintai Kegiatan Berkebun

Menariknya, Purnomo tidak hanya menemukan pelipur lara di dunia olahraga. Ia juga mencintai kegiatan berkebun. Tanpa alasan khusus, ia mulai menyukai tanaman karena merasa lebih tenang dan damai saat berinteraksi dengan alam.

“Ternyata, saya bisa berkomunikasi dengan alam. Saat saya menyiram atau memegang tanah, ada energi yang berbeda yang tidak bisa saya jelaskan bahasanya,” tandas Purnomo.

Ia menceritakan bahwa di rumahnya terdapat berbagai jenis tanaman buah yang ia tanam di dalam pot mulai dari delima merah, srikaya, juwet putih, hingga apel mini. Meski ditanam dalam pot berukuran kecil, tanaman-tanaman itu tetap bisa berbuah lebat.

Ia mengaku lebih tertarik pada tanaman buah dibandingkan tanaman hias, karena ada kepuasan tersendiri saat melihat pohon kecil itu menghasilkan buah yang bisa dinikmati.

“Saya suka yang unik dan langka. Apalagi, kalau bisa berbuah meskipun medianya terbatas, Seperti membuktikan bahwa sesuatu yang kecil bisa menghasilkan hal besar,” jelasnya.

Bagi Purnomo, berkebun bukan hanya soal merawat tanaman, tapi juga merawat batin. Aktivitas ini membantunya meredakan stres, menjaga ketenangan pikiran, dan mempererat koneksi dengan alam.

“Berkebun juga sebagai bentuk forest healing terapi alami yang memberikan efek menyegarkan dan menenangkan secara psikologis, kalau olahraga butuh ketenangan batin, saya bisa dapatkan melalui merawat tanaman. Semua berawal dari alam dan ada hubungannya,” tutupnya.@Ja’far

Bagikan artikel ini

id_IDID