Timothy Rubino, Owner Cuci Mobil Quicklin

Tertarik karena Lokasi Strategi dan Pengelola Bersahabat

Salah satu mitra yang membuka usaha di Laboratorium Kewirausahaan Unesa adalah Quicklin, sebuah usaha jasa cuci mobil yang menempati lokasi di area H1-H2 kawasan Unesa CEBD Jalan Raya Unesa Kampus Unesa Lidah Wetan Surabaya. Sang owner, Timothy Rubino mengaku tertarik mendirikan bisnisnya di Unesa berawal dari niatnya mencari lahan di Surabaya Barat.  

Melihat lokasi yang strategis dan lalu lintas mobil yang cukup padat di daerah jalan raya Unesa, Timothy pun tertarik dan berupaya menelusuri pengelolanya. Sampai akhirnya bertemu dengan Badan Pengelola Usaha (BPU) Unesa.  

Menurut Timothy, ada dua hal yang selalu dipegang saat mendirikan bisnis. Pertama, karena lokasi yang strategis. Kedua, pengelola yang bersahabat. Dua hal itu, berhasil didapatkan ketika bertemu dengan Unesa, yang akhirnya membuahkan kerja sama.

“Dua itu faktor krusial menurut saya, karena meski lokasinya bagus, trafficnya kencang, tapi kalau pengelolanya tidak bisa diajak kolaborasi, ya akan mengganggu kenyamanan kita sebagai pengusaha,” terangnya.

Timothy mengakui, selama hampir dua tahun menjalankan bisnis di Jalan Raya Unesa itu, sudah sesuai dengan yang diharapkan. Selain traffic yang kencang, juga branding yang dibangun kian menguatkan dan mendapatkan banyak eksposur dari masyarakat.

Lokasi yang ditempati usahannya saat ini, terang Timothy, dulunya merupakan tenant dari Fakultas Teknik. Karena itu, pihaknya membuka kesempatan magang bagi mahasiswa Unesa yang ingin belajar di Quicklin. “Open banget, kami pernah menerima beberapa mahasiswa untuk magang tapi kami sesuaikan juga dengan kebutuhan di lapangan,” imbuhnya.

Dalam pandangan Timothy, dibukanya kawasan kewirausahaan di Unesa juga memberikan keuntungan bagi mahasiswa. Pertama, mahasiswa mempunyai fasilitas yang nyaman dan cocok untuk mengerjakan tugas atau sekadar berkumpul santai dengan teman-temannya. Juga bisa memanfaatkan beberapa jasa yang tersedia.

Kedua. mahasiswa akan mendapatkan inspirasi untuk menjadi pengusaha. Baik itu tentang tempat usahanya, atau rasanya untuk usaha kuliner. Jadi, mereka tidak hanya dapat ilmu dari kampus, tapi mereka dapat contoh nyata jadi lebih paham bagaimana menjalankan bisnis.

Timothy berharap semua tenant di Lab kewirausahaan benar-benar long lasting dan mendapatkan manfaat dari traffic yang kencang. Terkait keamanan, ia berharap ada yang lebih terintegrasi dari pihak Unesa sebagai pengelola. Terutama, di lahan yang satu deret dengan Quicklin (tempatnya usaha).

“Kalau yang di deretan GOR ini kan ada pagarnya ya, jadi lebih aman. Pun, nanti ketika sudah diberikan keamanan terintegrasi saya yakin teman-teman tenant yang lain akan mau bayar retribusi,” pungkas pemilik usaha dengan jargon Your Car Care Solution itu. @shofi

Diyah Wulandari, Mahasiswa Pengunjung

Senang Banyak Tenant yang Sudah Branding

Kehadiran berbagai tenant usaha di lingkungan kampus mendapatkan respon positif dari mahasiswa. Salah satunya disampaikan Diyah Wulandari, mahasiswa prodi S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni, Unesa.

Mahasiswi yang akrab disapa Wulan itu mengaku, kehadiran tenant-tenant makanan, terutama merk yang memiliki branding seperti Roti O membuatnya senang. “Saya jadi tidak perlu jauh-jauh ke stasiun untuk membeli roti legendaris itu,” ujarnya sembari tersenyum.

Tentang laboratorium kewirausahaan, menurut Wulan, cukup menguntungkan mahasiswa yang sedang membutuhkan sesuatu di sana. Entah sekadar nongkrong bareng teman atau cari makan. “Kita cukup cari di sana dulu, kalau misal nggak ada, ya baru cari yang di sekitaran situ. Soalnya malas juga kalau butuh sesuatu dan dapetnya harus jauh,” ungkapnya.

Selain itu, menurut Wulan, munculnya tenant-tenant usaha tersebut juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Lebih dari itu, Wulan  berharap Unesa bisa mendirikan tenant yang besar milik kampus sendiri, seperti Kanvanesa atau Boganesa agar bisnis kampus semakin berkembang.

“Saya berharap pelayanan di semua tenant baik dan ramah. Soalnya, kalau nanti tenan sepi karena pelayanan buruk kan sayang jadinya. Sudah sewa, bukannya untung, tapi malah rugi,” ungkapnya sembari berharap Unesa bisa memperbaiki fasilitas-fasilitas perkuliahan dari hasil pendapatan pengembangan usaha itu. @shofi

Bagikan artikel ini

id_IDID