Strategi Pendidikan Tangani Kemiskinan Ekstrem

Unesa Dukung Penuh Sekolah Rakyat

Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mendukung penuh program Sekolah Rakyat yang menjadi andalan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto melalui Kementerian Sosial  Republik Indonesia. Dukungan itu sebagai wujud komitmen Unesa sebagai perguruan tinggi yang memiliki peran penting mendukung Asta-Cita pemerintah, terutama dalam pengembangan sumber daya manusia unggul.

Wakil Rektor I Bidang Pendidikan, Kemahasiswaan, dan Alumni Unesa Dr Martadi, MSn mengatakan, Unesa terus memperkuat komitmennya dalam mendukung program-program prioritas pemerintah, salah satunya melalui kemitraan strategis dengan Kementerian Sosial Republik Indonesia untuk mengimplementasikan Sekolah Rakyat.

Program pendidikan berbasis asrama yang ditujukan bagi keluarga miskin dan miskin ekstrem itu, kata Martadi, sesuai tanggung jawab perguruan tinggi yang memiliki peran penting mendukung Asta-Cita pemerintah, terutama dalam pengembangan sumber daya manusia unggul. “Kampus tidak hanya sebagai pusat pendidikan, tetapi juga menjadi agen perubahan sosial,” ujarnya.  

Melalui kolaborasi itu, Martadi optimis perguruan tinggi, termasuk Unesa dapat berperan aktif dalam mengkaji potret permasalahan desa sekitar dan menawarkan solusi yang berkelanjutan. Unesa, lanjut Martadi, juga mengapresiasi langkah-langkah pendekatan yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya dalam mendorong suksesi Sekolah Rakyat di Kota Pahlawan.

“Konsep ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan pemutusan transmisi kemiskinan melalui pendidikan berkualitas untuk anak-anak dari keluarga tidak mampu. Di tingkat perguruan tinggi, konsep ini terwujud dalam program 1 Keluarga Miskin, 1 Sarjana melalui Omah Ilmu Arek Suroboyo yang sudah berjalan sejak Agustus 2024,” terang Martadi.

Martadi menjelaskan bahwa model Sekolah Rakyat di Surabaya tidak bersifat tunggal. Selain model terpusat dengan sistem asrama dan beasiswa seperti yang akan dibuka di Kampus Unesa 2 Lidah Wetan untuk tingkat SMA, Pemkot Surabaya juga mengembangkan model inklusif seperti Kampung Anak Negeri untuk jenjang SD–SMP dan Omah Ilmu Arek Suroboyo untuk mahasiswa.

“Yang menarik dari Surabaya adalah tidak terpaku pada satu pola Sekolah Rakyat. Selain model terpusat dengan asrama dan beasiswa seperti di Unesa, Pemkot Surabaya juga telah mengembangkan model inklusif,” jelas dosen Vokasi itu.

Sinergi Pendidikan Formal dan Karakter

Ia menegaskan pentingnya sinergi antara pendidikan formal dan pembentukan karakter di lingkungan asrama. Harmonisasi kurikulum menjadi kunci untuk menciptakan sistem pendidikan yang holistik. “Tinggal bagaimana nanti harmonisasi dan penyelarasan antara kurikulum yang ada di sekolah untuk anak-anak yang ada di Sekolah Rakyat ini dan bagaimana kurikulum yang ada di asrama,” ujarnya.

Sebagai wujud dukungan Sekolah Rakyat, Unesa tengah mempersiapkan sarana dan prasarana sebagai bagian dari implementasi program Sekolah Rakyat tingkat SMA. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa bersama perwakilan kementerian dan Pemkot Surabaya juga telah melakukan kunjungan ke Unesa. “Sebagai program prioritas nasional, Surabaya sebagai kota besar harus menjadi contoh. Kami di Unesa sangat siap dan mendukung penuh implementasi Sekolah Rakyat ini,” tandasnya.

Program Sekolah Rakyat, jelas Martadi, ditujukan bagi anak-anak dari keluarga miskin hingga miskin ekstrem dengan sejumlah kriteria. Di antaranya, memiliki motivasi belajar tinggi, dukungan dari orang tua, dan kesediaan tinggal di asrama. Selain menyasar anak-anak, Sekolah Rakyat juga menyasar orang tua melalui pelatihan dan peningkatan kapasitas agar terjadi perbaikan ekonomi keluarga secara menyeluruh.

Kurikulum Sekolah Rakyat, tambahnya, dikembangkan tidak hanya berbasis akademik, tetapi juga mencakup pendidikan karakter, kewirausahaan, dan keterampilan lunak. Sistem pembelajaran diferensiasi memungkinkan siswa mengembangkan potensi spesifik seperti bidang teknik atau wirausaha. “Anak-anak di Sekolah Rakyat ini tidak hanya belajar di kelas, tetapi saat mereka berada di asrama, juga akan ditanamkan tentang karakter, kewirausahaan, soft skill, dan sebagainya,” ucapnya.

Martadi juga menekankan bahwa salah satu tujuan utama dari Sekolah Rakyat adalah memutus rantai kemiskinan struktural yang sering kali diwariskan lintas generasi. Pendidikan dianggap sebagai medium utama untuk mengubah bukan hanya kondisi ekonomi, tetapi juga pola pikir dan budaya.

“Sehingga tidak ada pilihan lain, hari ini butuh lompatan-lompatan, percepatan-percepatan untuk menangani orang-orang yang miskin ekstrem. Salah satu cara paling efektif adalah memadukan antara bukan hanya membantu soal ekonomi, tetapi juga mengubah mindset dan kultur,” tuturnya.

Dengan kombinasi dua model pendidikan yakni terpusat dan inklusif, Surabaya diharapkan menjadi percontohan nasional. Martadi meyakini pendekatan ini dapat menjangkau lebih banyak anak-anak berpotensi dari keluarga tidak mampu, sekaligus membuka ruang interaksi yang setara dengan siswa dari berbagai latar belakang sosial.

Diapresiasi Gubernur Jatim

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meninjau lokasi Sekolah Rakyat di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Kampus 2 Lidah Wetan untuk memastikan kesiapan Unesa yang ditunjuk pemerintah sebagai salah satu pelaksana program Sekolah Rakyat di Jawa Timur.

Gubernur meninjau Gedung Laboratorium Anti-Doping, yang sudah dilengkapi dengan sejumlah fasilitas seperti ruang kelas, pusat kebugaran dan olahraga, pusat pengembangan seni-budaya, dan lain-lain. Selain itu, juga meninjau Asrama Unesa yang nantinya akan dijadikan sebagai akomodasi peserta didik. Gubernur Jatim, Khofifah menyampaikan apresiasi atas keseriusan Unesa dalam mendukung penuh Sekolah Rakyat di Jatim.

Unesa diakui Khofifah sangat siap, baik dari segi fasilitas fisik maupun konsep penyelenggaraan pendidikan yang holistik. Fasilitas Unesa sangat memadai, baik dari aspek ruang belajar maupun asrama. Fasilitasnya pun ramah untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Khofifah pun optimistis anak-anak bisa berkembang tidak hanya secara akademik, tetapi juga dalam bidang olahraga dan seni-budaya. “Ini penting untuk membentuk generasi yang unggul, berkarakter, dan berdaya saing,” tambahnya.

Rektor Unesa, Nurhasan menegaskan kesiapan Unesa dalam melaksanakan Sekolah Rakyat, terutama untuk jenjang sekolah menengah atas. Berbagai fasilitas yang dibutuhkan sudah disiapkan. Ia mengatakan, ada sejumlah penciri Sekolah Rakyat di Unesa yaitu ramah disabilitas, unggulan di bidang seni-budaya, dan olahraga. “Unesa siap menampung 150 siswa SMA pada Juli 2025 mendatang,” tegas Cak Hasan. @TimMajalahUnesa

Bagikan artikel ini

id_IDID